SEJARAH NUZULUL QUR’AN
00.42
Unknown
,
0 Comments
SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Rifngan, S.Ag.
Disusun Oleh :
Siti
nur Jannah (133611051)
Setya
Suryaningsih (133611057)
Umi
Hanik (133611053)
Rr
Mega Kurnia Pradani (133611060)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kitab yang sangat penting
bagi manusia di seluruh dunia terutama bagi umat islam. Didalamnya terdapat
banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji, bahkan saat ini banyak
sekali orang-orang di berbagai belahan dunia sedang mempelajarinya.
Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan ke dunia menyimpan berjuta
rahasia. Banyak rahasia yang belum terungkap sampai sekarang sehingga masih
menjadi perdebatan para ulama’ dan menjadi misteri yang belum mampu sepenuhnya
terungkap.
Dan alangkah baiknya, sebelum mempelajari lebih dalam ilmu-ilmu
yang terkandung dalam Al-Qur’an, kita harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana sejarah dan awal mula Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan
bagaimana manusia mampu menerjemahkan hikmah-hikmah turunnya Al-Qur’an.
Pembicaraan tentang turunnya alqur’an umumnya berkisar pada masalah
ayat yang diturunkan pertama kali dan ayat yang terakhir, yaitu kapan dan
dimana turunnya, dan ayat-ayat apa yang diturunkan pada masing-masing peristiwa
itu. [1]
II.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian nuzulul Qur’an?
2.
Bagaimana sejarah nuzulul Qur’an?
3.
Apa hikmah diturunkan Al-Qur’an secara Gradual?
III.
Pembahasan
A.
Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur’an
berasal dari kata nuzul dan Al-Qur’an. Secara etimologi kata nuzul berasal dari
kata (نزل - ينزل - نزول) yang artinya turun, Sedangkan etimologi kata Al-Qur’an
berasal dari kata (قرأ –
يقرؤ – فرأنا ) yang
berarti bacaan. nuzul Al-Qur’an
kepada rasulullah adalah penerimaan Al-Qur’an oleh rasulullah. Diungkapkan
turunnya Al-Qur’an kepada beliau itu memberikan pengertian dari atas ke bawah.
Demikian itu karena ketinggian kedudukan Al-Qur’an dan besarnya
ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta
menyambung langit dan bumi serta dunia dan akhirat. (Muh. Abdul Adzim Al
Zulqani, Manahil Al-Irfan fi Ulumul Qur’an).[2]
Dalam
Ensiklopedia Islam disebutkan bahwa ada dua makna nuzul Al-Qur’an. Pertama,
bahwa istilah nuzul berasal dari kata nazzala Yunazzilu dengan makna konotatif
yaitu turun secara berangsur-angsur. Kedua istilah nuzul berasal dari kata
anzala Yunzilu dengan makna denotasi “menurunkan”. Secara istilah nuzulul
Qur’an adalah ilmu yang mengkaji tentang “turunnya alQur’an”.[3]
B.
Sejarah Nuzulul Qur’an
Turunnya al-Qur’an membawa perubahan bagi manusia di muka bumi.
Turunnya al-Qur’an sebagai putunjuk bagi manusia memperoleh jalan yang benar
menuju cahaya iman dan Islam. Ayat pertama yang turun merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang berkisar di seputar nasib manusia, asal usul dan
tujuannya. Kapan dan dimana serta peristiwa yang terjadi pada saat ayat pertama
dan terakhir diturunkan kepada Muhammad SAW. Para jumhur ulama’ menyebutkan
bahwa ayat yang pertama kali turun ialah surat al-‘Alaq ayat 1-5.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam (baca tulis), Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya” (QS. al-‘Alaq ayat 1-5).
Surat al-‘Alaq diturunkan ketika rasulullah saw berada di gua
hira’, yaitu sebuah gua dijabal nur, yang terletak kira-kira tiga mil dari kota
Mekah. Ini terjadi pada malam senin, tanggal 17 ramadhan tahun ke 41 dari usia
Rasulullah 13 tahun sebelum hijriyah. Bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 M.
malam turunnya Al-Qur’an pertama
kali di ‘lailatul qodar” atau ‘lailatul mubarakah”, yaitu suatu malam kemuliaan
penuh dengan keberkahan.
Malam tersebut dinamakan lailatul qadar karena ia memiliki nilai
yang tinggi, karena diturunkan di malam itu kitab suci kepada nabi dan rasul
Allah yang terakhir, dan akan menjadi pedoman seluruh umat manusia sampai akhir
jaman kelak. Juga di namakan Lailatul Mubarokah karena malam tersebut dipenuhi
dengan berkah dan nikmat Allah yang tak ternilai, yaitu Alqur’anul karim,
pembebas manusia dari kesesatan,pembimbing manusia ke jalan yang benar, menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Adapun mengenai tanggalnya dalam alqur’an tidak di sebutkan jelas,
melainkan dikatakan bahwa alqur’an itu di turunkan pada yaumul furqon, yang
bertepatan dengan hari bertemunya dua pasukan di medan perang.
Allah berfirman:
* (#þqßJn=÷æ$#ur $yJ¯Rr& NçGôJÏYxî `ÏiB &äóÓx« ¨br'sù ¬! ¼çm|¡çHè~ ÉAqߧ=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur ÇÆö/$#ur È@Î6¡¡9$# bÎ) óOçGYä. NçGYtB#uä «!$$Î/ !$tBur $uZø9tRr& 4n?tã $tRÏö6tã tPöqt Èb$s%öàÿø9$# tPöqt s)tGø9$# Èb$yèôJyfø9$# 3 ª!$#ur 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« íÏs% ÇÍÊÈ
Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, kerabat rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa
yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqaan yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sedangkan ayat yang diturunkan terakhir bertepatan dengan haji Wada’
di Arafah, yaitu pada hari jum’at tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke 63 dari tahun
kelahiran nabi atau tahun 10
H/632 M.
.. .4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# ...$YYÏ ÇÌÈ
“.... pada hari Ini
Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu,.(Al Maidah [5]:3).[4]
Adapun mengenai
tahapan turunnya al-Qur’an, Allah menurunkan
al Al-Qur’an kepada
rasulullah melalui 3 tahap[5]:
1.
Al-Quran
diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz, yaitu suatu tempat yang
merupakan catatan segala ketentuan dan kepastian Allah. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Al-Buruj : 21-22;
ö@t/ uqèd ×b#uäöè% ÓÅg¤C ÇËÊÈ Îû 8yöqs9 ¤âqàÿøt¤C ÇËËÈ
“Bahkan yang
didustakan mereka itu ialah al-qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam lauh
Mahfudz.”
Mengenai waktu kapan diturunkannya, bagaimana
wujudya dan cara Allah menurunkan Al-Qur’an ke lauh
mahfudz tidak ada seorangpun yang mengetahui dan hanya Allah yang
mengetahuinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Dr. Muhammad Salim Mahisin :
“Dalam masalah ini kita hanya wajib mempercayainya, karena hal ini termasuk
perkara ghaib yang wajib diimani oleh orang-orang muttaqin. Kita tidak bisa
bertanya tentang bagaimana caranya dan seperti apa wujud keberadaanya.”
2.
Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzah dilangit
dunia (Tempat yang berada dilangit dunia)[6].
Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat Al-Qadar[97] ayat 1:
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ
”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
3.
Al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati
Nabi Muhammad secara berangsur-angsur dalam satu era yang panjang, yaitu : era bitsah,
dalam kurun waktu hampir 23 tahun dengan rincian 13 tahun di mekah dan 10 tahun di Madinah. Selama
23 tahun tersebut Al-Qur’an yang diturunkan
kepada Rasulullah itu dapat disampaikannya kepada seluruh manusia pada waktu
itu dan dibantu oleh beberapa orang sahabat saja.[7]
Dalam tahap akhir inilah ajaran serta petunjuk Allah sampai kepada umat
manusia.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul
Muhammad SAW untuk memberi petujuk kepada manusia. Turunnya al-Qur’an merupakan
peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan
penghuni bumi. Maka turunnya Al-Qur’an dengan dua proses, yaitu :
1. Al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar pada
malam kemuliaan, merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi
yang terdiri dari malaikat-malakat akan kemuliaan umat Nabi Muhamad SAW.
2. Turunnya
Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ), dengan tujuan menguatkan hati
Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai
Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus
dan berangsur-angsur disebabkan karena merujuk kepada dua kata anzala dan
nazala dalam ayat surat al-Isra’ : 105.
وَبِالْحَقِّ
أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا
وَنَذِيرًا - الإسراء : 105 -
Dan Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan
dua kata tersebut, kata inzal dan tanzil, Yaitu bahwa kata tanzil
( التنزيل
) dimaksudkan berkenaan turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( مفرّقا ),atau ( منجما) Sedangkan kata inzal ditujukan
berkenaan turunya al-qur’an secara sekaligus ( جملة ).
·
Dasar turunnya
Al-Qur’an sekaligus
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû 7's#øs9 >px.t»t6B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ÍÉZãB ÇÌÈ
“Sesumgguhmya Kami menurunkan ( Al-Qur’an )
pada malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.(
QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah
SWT Surat Al-Baqarah : 185
ããöky tb$ÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 ÇÊÑÎÈ
“ Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya
diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil “ ( QS. Al-Baqarah[2]
: 185 ).
Firman Allah
SWT surat Al-Qadr : 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ – القدر : 1 -
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan” ( QS. Al-Qadr : 1 )
Hadits Nabi
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
أنزل القرأنُ جملةً واحدة ً إلى السمَاءِ الدنيا
وكانَ بمواقعِ النجومِ وكان اللهُ يُنزله ُ على رسوله صلى الله عليه وسلمّ بعضه فى
إثر بعضٍ .
“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya
secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW
bagian demi bagian . “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra yang lain, beliau berkata :
أنزلَ القرأنُ فى ليلةِ القدرِ فى شَهرى رمضان
إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوماً .
“Al-qur’an
diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia
sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. (HR. Al-Tabrani ).[8]
·
Dasar Turunnya
Al-Qur’an berangsur-angsur
Firman Allah
SWT surat al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا
فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
* - الإسراء : 106_
“Dan
Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi bagian” . ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman
Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ
عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ
وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
“Berkatalah
orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya, dan Kami membacakannya
kelompk demi kelompok”. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
C.
Hikmah Turunnya
Al-Qur’an dengan berangsur-angsur
1.
Menguatkan atau
meneguhkan hati Rasulullah SAW
Rasulullah
telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia, tetapi ia menghadapi sikap mereka
yang membangkang dan watak yang begitu keras. Ia ditantang oleh orang-orang
yang berhati batu, berperangai kasar dan keras kepala. Mereka senantiasa
melemparkan berbagai macam gangguan dan ancaman kepada Rasul. Padahal dengan hati tulus ia ingin
menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah
mengatakan :
y7¯=yèn=sù ÓìÏ»t/
y7|¡øÿ¯R
#n?tã
öNÏdÌ»rO#uä
bÎ)
óO©9
(#qãZÏB÷sã
#x»ygÎ/
Ï]ÏyÛø9$#
$¸ÿyr&
ÇÏÈ
“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu Karena
bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman
kepada keterangan Ini (Al-Quran)” (QS. Al kahfi [18]: 6).
Al-Qur’an
memerintahkan Rasul untuk
bersabar dalam menghadapi perilaku masyarakatnya atas pendustaan, kecongkakan,
kesombongan mereka, sebagaimana Rasul-rasul sebelumnya (QS. Al Ahqaf [46]
:35). Jiwa
Rasul menjadi tenang karena Allah menjamin akan melindunginya dari gangguan
orang-orang yang mendustakan firman-Nya (QS. Al muzzamil [73] :10-11). Setiap
kali penderitaan Rasulullah SAW bertambah karena didustakan oleh kaumnya dan
merasa sedih karena penganiayaan mereka, maka Al-Qur’an turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam
orang-orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui hal-ihwal mereka dan akan
membalas apa yang mereka lakukan itu (QS. Ya sin [36]: 76). Demikian
pula Allah menyampaikan berita gembira kepadannya dengan ayat-ayat yang berisi
perlindungan, kemenangan dan pertolongan: (QS. Al maidah
[5] : 67, QS. Al fath [48]: 3, QS. Al mujadalah, [58]:21)
Demikianlah, ayat-ayat Al-Qur’an itu turun kepada Rasulullah secara berkesinambungan sebagai
penghibur dan pendukung sehingga ia tidak dirundung kesedihan dan dihinggapi
rasa putus asa(QS.Al furqan[25]: 32).
2.
Tantangan dan
mukjizat.
Orang-orang
musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui
batas. Mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan
dan menantang, untuk menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering
menyampaikan kepadanya hal-hal bathil yang tak masuk akal, seperti menanyakan
tentang hari kiamat (QS. Al a’raf [7] :187). Maka turunlah Al-Qur’an
dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan
jawaban yang amat jelas atas pertanyaan mereka, misalnya firman Allah:
wur
y7tRqè?ù't
@@sVyJÎ/
wÎ)
y7»oY÷¥Å_
Èd,ysø9$$Î/
z`|¡ômr&ur
#·Å¡øÿs?
ÇÌÌÈ
“Tidaklah orang-orang kafir itu datang
kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu
yang benar dan yang paling baik penjelasannya”(QS. Al furqan [25]: 33).
Maksud ayat
tersebut ialah “setiap mereka datang kepadamu dengan pertanyaan yang aneh-aneh
dari sekian pertanyaan yang sia-sia, Kami datangkan kepadamu jawaban yang benar
dan sesuatu
yang lebih baik maknanya daripada pertanyaan-pertanyaan yang hanya merupakan
contoh kesia-siaan saja.
3.
Mempermudah
hafalan dan pemahamannya
Al-Qur’anul
karim turun di tengah-tengah umat yang ummi yang tidak pandai membaca dan
menulis. Catatan mereka adalah hafalan dan daya ingatan. Mereka tidak mempunyai
pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan
mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan memahaminya.
uqèd
Ï%©!$#
y]yèt/
Îû
z`¿ÍhÏiBW{$#
Zwqßu
öNåk÷]ÏiB
(#qè=÷Ft
öNÍkön=tã
¾ÏmÏG»t#uä
öNÍkÏj.tãur
ãNßgßJÏk=yèãur
|=»tGÅ3ø9$#
spyJõ3Ïtø:$#ur
bÎ)ur
(#qçR%x.
`ÏB
ã@ö6s%
Å"s9
9@»n=|Ê
&ûüÎ7B
ÇËÈ
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (QS. Al-Jumu’ah[62]:2).
4.
Kesesuaian
dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum
Manusia tidak
akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru ini seandainya Al-Qur’an tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksana dan memberikan
kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang dapat menyembuhkan mereka
dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap kali terjadi suatu peristiwa
diantara mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang memberikan
kejelasan statusnya dan petunjuk serta meletakkan dasar-dasar
perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi
satu. Dan cara demikian ini menjadi obat bagi hati mereka.
Pada mulanya Al-Qur’an meletakkan dasar-dasar keimanan kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kiamat serta
apa yang ada pada hari kiamat itu seperti kebangkitan, hisab, balasan surga dan
neraka. Untuk itu, Al-Qur’an
menegakkan bukti-bukti dan alasan sehingga kepercayaan kepada berhala tercabut
dari jiwa-jiwa orang musyrik dan tumbuh bsebagai gantinya aqidah Islam.
5.
Bukti yang
pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan
dari sisi yang Maha bijaksana dan
Maha Terpuji
Al-Qur’an yang
turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu hampir 23 tahun
ini, dan selama itu orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah. Ketika
itu ia melihat rangkaiannya begiti padat, tersusun cermat sekali dengan makna
yang saling bertautan, dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan
surah demi surah saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum
pernah ada bandingannya dalam perkataan manusia:
!9#
4 ë=»tGÏ.
ôMyJÅ3ômé&
¼çmçG»t#uä
§NèO
ôMn=Å_Áèù
`ÏB
÷bà$©!
AOÅ3ym
AÎ7yz
ÇÊÈ
“Alif laam raa, (Inilah) suatu Kitab yang
ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang
diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha tahu,” (QS. Hud [11]:1).
Seandainya Al-Qur’an
ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi, peristiwa dan
kejadian, tentulah di dalamnya terjadi ketidakserasian dan saling bertentangan
satu dengan yang lain, serta sulit terjadi keseimbangan. (QS An-Nisa[4]:82).
IV.
KESIMPULAN
1.
Nuzulul Qur’an berasal dari kata nuzul dan alqur’an. Secara
etimologi kata nuzul berasal dari kata (نزل - ينزل - نزول) yang
artinya turun, Sedangkan etimologi kata Al-Qur’an berasal dari kata (قرأ – يقرؤ – فرأنا )
yang berarti bacaan. nuzul Al-Qur’an kepada rasulullah adalah penerimaan
Al-Qur’an oleh rasulullah.
2.
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada
rosulullah melalui 3 tahap:
a.
Al-Qur’an di turunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz
b.
Al-Qur’an di turunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait Al-Izzah di langit dunia
c.
Al-Qur’an di turunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad melalui
perantara malaikat jibril.
3.
Turunnya Al-qur’an secara berangsur-angsur memiliki beberapa
rahasia dan hikmahnya, diantaranya :
a.
Menguatkan atau
meneguhkan hati Rasulullah SAW
b.
Tantangan dan
mukjizat.
c.
Mempermudah
hafalan dan pemahamannya
d.
Kesesuaian
dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum
e.
Bukti yang
pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Abu,
2009. Ulumul Qur’an “Sebuah Pengantar” Pekanbaru :
Sinar Grafika Offset.
Anwar, Rosihan, 2007. Ulum Al-Quran, Bandung:
Pustaka Setia
As-Shiddieqy,Teungku
M. Hasbi, 2011. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir ,
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Charisma, Moh. Chadziq, 1991. Tiga aspek Kemukjizatan Al-Qur’an, Surabaya:
PT Bina Ilmu.
Ichwan, Mohammad nor,
2008. Studi Ilmu-ilmu Alqur’an, Semarang : RASAIL Media Group.
Marzuki, Kamaluddin, 1994. ‘Ulum Al-Qur’an, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Syadali,
Ahmad, dkk, 2000. Ulumul Qur’an I, Bandung : CV.Pustaka Setia.
.
[1]
Ahmad Syadali, Ahmad Rof’i, Ulumul Qur’an I, (Bandung : CV.Pustaka
Setia), 2000, hlm. 31
[2]
Ahmad Syadali, Ahmad Rof’i, Ulumul Qur’an I. hlm. 30
[3]
Mohammad nor Ichwan, Studi Ilmu-ilmu Alqur’an, (Semarang : RASAIL Media
Group), 2008, hlm. 27
[5] Teungku M.
Hasbi as-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir , (Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra), 2011 hlm. 19-20
0 Response to "SEJARAH NUZULUL QUR’AN"
Posting Komentar